
Indahnya Kerajinan Tangan Cantika Craft yang Dibuat Penyandang Disabilitas di Cianjur

Lina, penyandang disabilitas membuat craft dengan nama brand Cantika Craft. (Foto: Dokumen Lina)
UMINews.com, Memiliki keterbatasan secara fisik tidak membuat Lina, penyandang disabilitas (lumpuh), tak mau berdiam diri. Ia membuat berbagai kerajinan tangan (handmade) yang indah dan unik dari kain flanel.
Wanita berusia 35 tahun ini menceritakan, dirinya mengalami kelumpuhan pada kakinya sejak usia 1 tahun.
“Waktu kecil saya mengidap penyakit polio,” kata Lina saat dihubungi UMINews.com, Jumat, 8 Januari 2021.

Miniatur masjid Cantika Craft. (Foto: Dokumen Lina)
Meski memiliki keterbatasan secara fisik, ibu dari dua orang anak ini mengaku bersyukur karena dianugerahi bakat dari sang Maha Pencipta.
“Alhamdulillah saya bisa membuat berbagai macam kerajinan tangan,” ujarnya.
Dari kebisaannya tersebut, diakui Lina, dirinya merasa terhibur atau memiliki hiburan sendiri. Bahkan, ungkapnya, tak jarang ia selalu menumpahkan atah mengekspresikan keluh kesah yang ada di hatinya menjadi sebuah karya kerajinan tangan. Dari kebiasaannya itu ia memiliki filosofi hidup yaitu ‘Sahabatku Karyaku’.

Tempat tisu Cantika Craft. (Foto: Dokumen Lina)
Kata Lina, lanjut bercerita, awalnya ia membuat kerajinan tangan berbentuk bunga dari bahan kantong plastik kresek warna-warni. Ia mengaku hanya bertahan hanya satu tahun saja.
Ia mulai tertarik dengan kerajinan tangan dari bahan flanel ketika salah seorang saudaranya menunjukkan kepadanya hasil karya orang lain berbentuk celengan rumah. Lina pun memperhatikan dan mempelajarinya.
Dengan bermodalkan uang yang didapatnya dari bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Lina membeli bahan-bahan yang diperlukan, salah satunya kain flanel di Pasar Cikalong, Cianjur. Setelah itu ia langsung bereksperimen, dan berhasil membuat miniatur rumah-rumahan.

Foto: Dokumen Lina
Warga Desa Padajaya, RT 01 RW 01 Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengatakan, yang pertama kali menerima orderan yaitu dari bos suaminya. Katanya, suami kerja sebagai supir di salah satu toko bangunan di daerah Bogor.
Melihat miniatur rumah yang dibuatnya, bos suaminya minta dibuatkan miniatur masjid. Lina pun menyanggupinya.
“Waktu itu karena masih belajar dan belum mahir, saya membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan miniatur masjid. Senang banget begitu tahu bosnya suami saya puas sama apa yang saya buat,” terang Lina.

Foto: Dokumen Lina
Kata Lina i, saat itu miniatur masjid yang dibuatnya dihargai Rp300.000. Baginya yang terpenting bukan nominal, tapi sebuah penghargaan dan pengakuan dari masyarakat terhadap karya sehingga membuat dirinya bersemangat untuk terus berkreasi. Lina menyebutkan, ia membuat seluruh kerajinan tangan di rumahnya.
Sekarang ini Lina sudah membuat beberapa kerajinan tangan berkarakter di antaranya kotak tisu, jam dinding, tempat minuman air mineral kemasan gelas, sampul Al Quran, sandal jepit, dan banyak lagi. Nama brand seluruh produk kerajinan tangan yang dibuatnya itu adalah Cantika Craft. “Diambil dari nama anak pertama saya, Cantika. Semoga berkahnya,” harapnya.
Bagaimana cara menjualnya, Lina menyulap sebuah ruangan di rumahnya untuk dijadikan semacam galeri. Sebelumnya ruangan itu adalah warung. Selain itu, produk-produk bisa didapati di Saung UMKM Cikalongkulom, sebuah komunitas UMKM di Cianjur di mana dirinya merupakan sebagai salah satu anggotanya.
“Saya belum berani nitip ke tempat lain takut enggak kepegang kalau banyak pesanan, karena saya masih bikin sendiri. Terkadang dibantu ibu, tapi dia bantu yang enggak rumit cara membuatnya,” jelas Lina.

Foto: Dokumen Lina
Sedangkan secara online, Lina juga melayani pemesanan melalui WhatsApp (WA) di nomor 085775482422 atau melalui Facebook Mamah Cantik dan Instagram @cantikalina. Yang membuat dirinya terharu, karena keinginannya sendiri, anak pertamanya, Cantika, meminta izin ke dirinya agar diperboleh menawarkan dan menjual ke teman-teman sekolahnya.
Kata Lina, padahal anaknya saat itu masih kelas satu SD. Ia sempat melarang, tapi anaknya terus membujuknya dan akhirnya ia memberi izin dengan syarat tidak mengganggu tugas utamanya di sekolah.
“Awalnya satu temannya yang beli, semakin hari semakin banyak yang pesan ke anak saya itu. Sekarang Cantika kelas tiga,” tuturnya.
Rupanya, kerajinan tangan yang dibuat Lina tidak hanya diminati warga Cianjur saja. Katanya, ada warga Sukabumi pernah memesan. Bangganya lagi, pihak RS Harapan Bunda Jakarta pernah memesan ke dirinya.

Foto: Dokumen Lina
Soal harga, menurutnya tergantung dari bahan dan kerumitan membuatnya. Tapi dia menyebut harga yang dibanderolnya di kisaran mulai dari Rp2.500 sampai Rp150.000. Hanya miniatur celengan masjid saja yang agak lebih tinggi yakni di kisaran Rp200.000. “Saya buat enggak hanya bangunan masjidnya saja, tapi lengkap dengan pagar yang bisa dibuka dan ditutup, ada halamannya juga, dan pernak-pernik lainnya deh,” imbuhnya.
Dari hasil membuat handmade, Lina setiap bulannya mendapat pemasukan berkisar Rp1.000.000. Ia pun meminta kepada para penyandang disabilitas di Indonesia untuk tidak berpasrah diri. “Keterbatasan fisik bukan akhir dari segalanya, kita masih bisa berkreasi, bekerja seperti layaknya saudara-saudara kita yang normal kok,” pungkas Lina.
Mantap teh Lina sukses terus dan tetap semangat
Insya Alloh kng pasti langsung semngat 💪